Hubungi Kami: 0812-1510-9965 | 0812-9892-4202 helpdesk@cakrawalabooking.com
Login Register
Hubungi Kami: 0812-1510-9965 | 0812-9892-4202 helpdesk@cakrawalabooking.com
Login Register

Tiket Pesawat Mahal, Pemerintah Upayakan Tambah Frekuensi Penerbangan

JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengatakan, pemerintah tengah berupaya menambah frekuensi penerbangan agar harga tiket pesawat menjadi lebih murah.

Ini diungkapkan berkaitan dengan semakin banyak masyarakat yang menggunakan moda transportasi udara untuk bepergian, seiring dengan berbagai pelonggaran aturan, termasuk aturan perjalanan.

Namun, jumlah penumpang yang tinggi tersebut rupanya tidak dibarengi dengan jumlah penerbangan yang cukup.

Faktanya, jumlah penerbangan yang beroperasi memang belum kembali seperti sebelum pandemi.

“Kemenparekraf bersama Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tengah berupaya untuk melakukan komunikasi dengan maskapai penerbangan agar dapat meningkatkan jumlah frekuensi penerbangan sehingga diharapkan harga tiket pesawat lebih terjangkau,” ujar Sandiaga saat Weekly Press Briefing secara virtual, Senin (6/6/2022).

“Juga penjajakan peluang dibukanya jalur dan rute baru serta paket-paket promosi dalam upaya meningkatkan jumlah penumpang,” imbuhnya.

Menurut Sandiaga, Kemenparekraf akan memprioritaskan kedatangan maskapai penerbangan dari lima negara yang paling banyak menyumbang kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali.

Kelima negara tersebut adalah Australia, Inggris, Perancis, Singapura, dan Amerika Serikat. Sehingga, kata dia, target kunjungan 1,8 juta hingga 3,6 juta wisman tahun ini diharapkan bisa tercapai.

Sementara, sejumlah penerbangan dikatakan masih dalam posisi untuk melakukan revitalisasi.

“Jadi ini saatnya kita mengajak maskapai luar negeri untuk terbang ke Indonesia, sehingga lebih banyak kapasitas penerbangan. Kalau kapasitas penerbangan bertambah, harga tiket otomatis juga akan menurun,” paparnya.

Menparekraf menyebutkan, salah satu alasan di balik tingginya harga tiket pesawat adalah karena adanya fenomena revenge travel akibat melonjaknya jumlah wisatawan yang berpergian, setelah sekitar dua tahun berada di rumah selama pandemi.

Namun, tidak sebanding dengan jumlah kursi pesawat yang tersedia. Akibatnya, terjadi hukum pasar harga tiket pesawat melambung tinggi, sehingga menjadi tidak terjangkau oleh wisatawan.

Oleh karena itu, dirinya mengatakan bahwa saat ini sejumlah koordinasi sedang dilakukan bersama pihak-pihak pemangku kebijakan terkait.

“Karenanya kami berkoordinasi dengan intens bersama pihak-pihak terkait baik Kementerian BUMN, Kementerian Perhubungan, juga maskapai,” pungkas Sandiaga.

Sebagai informasi, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyampaikan bahwa pemulihan industri penerbangan di sejumlah negara akan terjadi.

Kendati demikian, menurutnya, waktu dan kecepatan pemulihan tersebut berbeda-beda, tergantung dari karakteristik wilayah geografis dan juga kebijakan masing-masing negara.

Sumber Berita : KompasTravel

Leave a Reply

Butuh bantuan? Chat dengan kami